Purworejo – Prestasi kembali ditorehkan oleh siswa-siswi SMP dan SMA Darul Hikmah Kutoarjo Islamic School. Sebanyak lima siswa dari sekolah berbasis boarding dan bilingual ini berhasil lolos sebagai finalis dalam ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Para siswa tersebut adalah Nadia Rahma Azizah, Raka, Said, Farel, dan Aiman. Mereka tidak hanya mengharumkan nama sekolah, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat melalui penelitian inovatif berbasis bahan alam yang mudah dijumpai di sekitar lingkungan.
Dengan dukungan penuh dari para guru pembimbing yang berdedikasi Ibu Eny dan Ibuu Iis—para siswa ini mengangkat tema penelitian herbal yang aplikatif, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berpotensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut ke ranah industri lokal.
Penelitian Nadia: Kompres Hidrogel dari Rumput Mutiara
Nadia Rahma Azizah, siswi SMP Darul Hikmah, penelitiannya yang mengangkat potensi rumput mutiara (Hedyotis corymbosa) sebagai bahan dasar pembuatan kompres hidrogel alami. Di bawah bimbingan Bu Eny, Nadia berhasil merancang formulasi kompres hidrogel yang efektif dalam meredakan peradangan dan demam.
Rumput mutiara memiliki kandungan anti-inflamasi yang tinggi dan selama ini belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Saya ingin menjadikannya sebagai alternatif kompres alami yang bisa digunakan untuk pertolongan pertama,” jelas Nadia saat diwawancarai.
Inovasi Nadia ini menarik perhatian dewan juri karena memadukan keilmuan biologi, kimia, dan kesehatan dengan pendekatan keberlanjutan (sustainability). Rumput mutiara yang mudah tumbuh di pekarangan rumah menjadi nilai tambah tersendiri, terlebih di era pasca-pandemi yang mendorong masyarakat untuk mencari solusi kesehatan berbasis alami.
Raka dan Said: Masker Herbal dari Kulit Jeruk dan Umbi Garut
Sementara itu, dua siswa SMA Darul Hikmah, Raka dan Said, juga menorehkan prestasi dengan penelitian bertajuk “Pemanfaatan Kulit Jeruk dan Umbi Garut sebagai Masker Wajah Herbal. Karya ini dibimbing langsung oleh guru pembimbing mereka, Bu Iis, yang aktif membina siswa dalam program sains terapan.
Kulit jeruk kaya akan vitamin C dan antioksidan, sementara umbi garut dikenal memiliki zat aktif yang baik untuk meredakan iritasi dan mengurangi minyak berlebih. Melalui berbagai tahapan ekstraksi dan uji organoleptik, Raka dan Said berhasil menciptakan masker wajah herbal yang tidak hanya aman, tetapi juga terjangkau.
Banyak remaja mengalami masalah kulit seperti jerawat dan kulit berminyak. Kami ingin membuat solusi alami yang murah, mudah dibuat, dan tentu saja, aman digunakan,” kata Raka.
Dewan juri OPSI menilai penelitian ini memiliki prospek komersialisasi yang sangat besar. Terlebih, kesadaran masyarakat akan produk skincare alami saat ini terus meningkat.
Farel dan Aiman: Salep Herbal Penyembuh Luka dari Patikan Kebo dan Lidah Buaya
Dua nama berikutnya, Farel dan Aiman, juga tak kalah mencuri perhatian. Melalui bimbingan Bu Eny, mereka berhasil mengembangkan salep herbal penyembuh luka luar berbahan dasar patikan kebo (Euphorbia hirta) dan lidah buaya (Aloe vera).
Dalam penelitiannya, Farel dan Aiman melakukan uji efektivitas pada luka ringan. Hasilnya, kombinasi kedua bahan ini mampu mempercepat proses penyembuhan, mengurangi infeksi, serta menjaga kelembapan kulit.
Kami terinspirasi dari pengobatan tradisional yang sering digunakan nenek atau orang tua kami. Patikan kebo dan lidah buaya sudah dikenal memiliki efek anti-bakteri dan mempercepat regenerasi kulit,” tutur Aiman.
Penelitian ini diapresiasi oleh tim reviewer nasional karena tidak hanya memiliki nilai ilmiah tinggi, tetapi juga aplikatif di masyarakat pedesaan yang belum terjangkau layanan medis modern secara maksimal.
Bimbingan Guru Menjadi Kunci
Keberhasilan para siswa ini tidak terlepas dari peran aktif para guru pembimbing di Darul Hikmah Kutoarjo Islamic School. Bu Eny dan Bu Iis dikenal sebagai guru inspiratif yang konsisten membina siswa dalam kegiatan sains penelitian.
Kami tidak hanya ingin siswa cerdas secara akademik, tetapi juga punya kepedulian sosial dan kemampuan menyelesaikan masalah nyata di masyarakat,” ujar Bu Eny saat ditemui di sela kegiatan persiapan final OPSI.
Bu Iis juga menambahkan bahwa proses bimbingan dilakukan secara rutin, bahkan di luar jam pelajaran, demi memastikan kualitas metodologi dan validitas data dari setiap penelitian siswa.
Dukungan Sekolah dan Lingkungan Pembelajaran
Kepala Sekolah Darul Hikmah Kutoarjo Islamic School, menyampaikan rasa syukur dan bangga atas pencapaian luar biasa ini. Ia menekankan bahwa sekolah terus berkomitmen menciptakan ekosistem belajar yang mendorong siswa untuk kreatif, kritis, dan inovatif.
Program bilingual, kurikulum berbasis proyek (PBL), dan pembinaan intensif untuk ajang-ajang nasional seperti OPSI menjadi bagian dari komitmen kami dalam membentuk generasi unggul dan berakhlak mulia,” terang kepala Sekolah.
Tidak hanya itu, sekolah juga memfasilitasi laboratorium, pelatihan ilmiah, dan kolaborasi dengan institusi riset untuk menunjang semangat berinovasi para siswa.
Menuju Tingkat Nasional
Kini, kelima siswa tersebut tengah mempersiapkan diri menghadapi tahap final OPSI tingkat nasional. Mereka akan mempresentasikan hasil penelitiannya di hadapan dewan juri dari kalangan akademisi, peneliti, dan praktisi industri.
Tak hanya membawa nama sekolah, mereka juga menjadi representasi dari generasi muda yang mencintai ilmu pengetahuan, peduli terhadap lingkungan, dan berani menciptakan perubahan melalui riset sederhana namun berdampak luas.
Penutup: Harapan dan Inspirasi
Keberhasilan lima siswa Darul Hikmah Kutoarjo Islamic School ini di ajang OPSI tingkat nasional tidak hanya menjadi inspirasi bagi teman-teman sebayanya, tetapi juga menunjukkan bahwa inovasi tak melulu harus datang dari kota besar. Dari sebuah sekolah Islam terpadu di Purworejo, mereka membuktikan bahwa semangat berkarya dan kecintaan terhadap sains bisa lahir dari mana saja.
Dengan dukungan sekolah, guru, dan semangat pantang menyerah, masa depan pendidikan dan inovasi Indonesia ada di tangan generasi muda seperti Nadia, Raka, Said, Farel, dan Aiman.